Senin, 14 Februari 2011

PERSAMAAN NABI MUHAMMAD SAW DENGAN MAITREYA !!!



 

Dalam kitab agama Budha yaitu KITAB BUDHA, Gautama Budha berkata:

"Wahai
Nanda, aku bukanlah Budha yang pertama di dunia, bukan pula yang terakhir. Pada suatu masa, akan lahir seorang Budha di dunia ini yang akan memberikan ajaran tentang kebenaran dan kebatilan....Dia akan menjadi pemimpin dan penuntun seluruh umat manusia....namanya ialah MAITREYA." (KITAB BUDHA, Carus, hal. 217). "Maitrea" artinya "yang penyayang", demikian juga dengan Muhammad, beliau mendapat gelar "Rahmatan lil 'Alamin" yang artinya "yang penyayang untuk alam semesta" (AL-QURAN SURAT AL-ANBIYA':107). Sedangkan Yesus bukanlah Maitreya, karena Yesus datang bukan untuk alam semesta melainkan hanya untuk umat Israel (MATIUS 15:24: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel" dan dalam MATIUS 10:5-6 Yesus berpesan kepada 12 orang muridnya: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria; melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel").



Wassalaam.

RAMALAN KITAB AGAMA HINDU TENTANG NABI MUHAMMAD SAW !!!

 

Sebagaimana klaim orang2 kafir dari golongan
Ahli Kitab (Yahudi dan Kristen) terhadap Alkitab, orang2 kafir dari golongan musyrik Hindu juga mengklaim bahwa Kitab Weda adalah kitab yang bersifat universal, karenanya mereka pun berusaha memperkenalkan ajaran Weda kepada setiap orang. 

Sungguh, suatu klaim yang tak berdasar. Orang2 Hindu tampaknya lebih mementingkan ego terhadap ajaran agamanya yang sebenarnya merupakan warisan
tradisi leluhur secara turun-temurun yang tidak jelas. Secara kasat mata saja, kita bisa melihat bahwa praktek2 ibadah Hindu adalah praktek2 kepercayaan kuno yang tidak mungkin disebut universal.

Berkaitan dengan ketidakuniversalan Hindu dan Weda ini,
Gotama Smarti berkata: 

"Apabila orang
Sudra kebetulan mendengarkan Kitab Weda dibaca, maka adalah kewajiban raja untuk mengecor cor-cor timah dan malam dalam kupingnya; apabila seorang Sudra membaca mantra-mantra Weda, maka raja harus memotong lidahnya, dan apabila ia berusaha untuk membaca Weda, maka raja harus memotong badannya." (Gotama Smarti:12). 

Jelaslah, bahwa
Kitab Weda yang diklaim Hindu sebagai kitab universal itu, ternyata hanyalah sebuah kitab untuk golongan tertentu saja, yang sekaligus membantah dugaan keuniversalannya. 

Lebih jauh,
kitab2 agama Hindu lainnya justru meramalkan kedatangan seorang tokoh yang sangat cocok bahkan sama persis dengan sosok Nabi Muhammad SAW. Berikut ini kami suguhkan beberapa ramalan tentang Nabi Muhammad SAW dalam berbagai kitab agama Hindu: 
(1) Dalam kitab agama Hindu yaitu ATHARVAVEDA, terdapat nubuat:

"Hai orang banyak, dengarlah ini dengan sungguh2,
NARASHANGSA (Yang terpuji) akan dibangkitkan di antara orang banyak. Kita mengambil orang KAURAM (Muhajirin) itu di dalam perlindungan kita dari 60.000 dan 90 musuh2; yang kendaraannya adalah 20 unta dan 2 unta betina, memiliki 12 orang istri, dan naik ke langit dengan kendaraan tercepat (Bouraq)..." (ATHARVAVEDA KANDA 20 SAUKATA 127, MANTRA 1-2).

Narashangsa = Yang terpuji = Muhammad. kata "Kauram" berarti "emigran" yaitu orang yang meninggalkan negerinya sendiri, dalam bahasa Arabnya: "Muhajirin". Muhammad dan pengikutnya ketika hijrah dari Mekah ke Madinah untuk menghindari serangan kaum kafir Mekah yang berjumlah 60.000 orang dan 90 kepala sukunya, dikenal sebagai "Kaum Muhajirin", sedangkan orang2 Madinah yang menyambutnya dikenal sebagai "Kaum Anshar". Dari sinilah tonggak dimulainya TAHUN HIJRIYAH (hijrah = pindah). Kendaraan yang dipakai Muhammad adalah unta dan kuda. Muhammad memiliki 12 orang istri yaitu: Khadijah, Saudah, Aisyah, Hafsah, Zainah, Ummu Salamah, Zainab, Juwairiah, Raihanah, Ummu Habibah, Shafiah, dan Maimunah. Ketika melakukan MI'RAJ dari Masjid Al-Aqsha di Palestina ke langit ke-7, Muhammad mengendarai BOURAQ yang merupakan kendaraan tercepatnya. 
(2) Dalam kitab agama Hindu yaitu ATHARVAVEDA, terdapat nubuat:

"Tuhan akan memberikan kepada
MAMAHA RISHI seratus keping emas, sepuluh kalung, tiga ratus ekor kuda, dan 10.000 ekor sapi." (ATHARVAVEDA KANDA 20 SAUKATA 127, MANTRA 3).

Kata "Mamaha" secara etimologis berasal dari bahasa Arab: "Muhammad" yang berarti "yang terpuji", sedangkan "Mamaha Rishi" adalah julukan bagi NARASHANGSA, sehingga Mamaha Rishi = Narashangsa = Muhammad = Yang Terpuji. Adapun "seratus keping emas" maksudnya seratus orang pengikut Muhammad penyebar agama Allah yang disebut "Ash-Shabus Shuffah". "Sepuluh kalung" maksudnya sepuluh orang yang selalu membantu Muhammad dalam peperangan yang disebut "Asy-Syara Mubasysyara". "Tiga ratus ekor kuda" maksudnya 300 tentara pimpinan Muhammad ketika menghadapi 700 tentara kafir Mekah dalam Perang Badar (H.G. WELLS, The Outline of History, 1949). "10.000 ekor sapi" maksudnya 10.000 pengikut Muhammad ketika memasuki kota Mekah (630 M) dalam keadaan aman dan damai, yang dikenal dengan peristiwa "Fathu Makkah" (STANLEY LANE POOLE, Speeches and Table Talks of the Prophet Mohammed, 1882). 
(3) Dalam beberapa literatur tertentu, terdapat kesamaan keterangan yang mengarah kepada Muhammad, antara lain:

-"
MAMAHA adalah penunggang unta dari daerah padang pasir" (ATHARVAVEDA 20:9:31);
-"MAMAHA terkenal dengan
10.000 pengikutnya" (RIGVEDA 5:27:1);
-"Pada masa MAMAHA ,
himne baru (syariat baru) akan disusun dan dibacakan selama kebaktian sebagai pengganti WEDA yaitu JAMAT (berjamaah) dan SALAT (doa)" (RIGVEDA 1:109:2);
-"
Musa berprediksi: '...kelihatanlah ia dengan gemerlap cahayanya (Al-Quran) dari gunung Paran (Mekah), dan datang bersama 10.000 orang yang kudus..." (ULANGAN 33:2);
-"Kekasihku adalah putih dan kemerah2an, pemimpin terkemuka di kalangan
10.000 manusia" (KIDUNG AGUNG 5:10);
-"Lihatlah, orang mulia ini datang bersama
10.000 pengikutnya yang kudus (YUDAS 1:14);
-"
Nabi Muhammad berangkat bersama dengan 10.000 orang pada saat yang menentukan ini" (WASHINGTON IRVING, Life of Muhammad, Hal. 17);
-"...dan
Muhammad membawa 10.000 pengikutnya ke Mekah" (STANLEY LANE POOLE, Speeches and Table Talks of the Prophet Mohammed, 1882).
Jadi, jelaslah bahwa yang dimaksud dengan "MAMAHA" atau "Orang Mulia" tidak lain adalah Muhammad. 
(4) Dalam kitab agama Hindu yaitu BHAGABAT-PURANA, terdapat nubuat:

"Dia dihiasi dengan delapan sifat dan kekayaan, menunggang
kuda cepat (Bouraq) yang diberikan kepadanya oleh para malaikat dan memegang pedang di tangannya, penyelamat dunia akan menumpas segala kebatilan." (BHAGABAT-PURANA 12:2:19).

"Kuda cepat" adalah BOURAQ (lihat butir 1 di atas) dan Muhammad selalu membawa pedang dan/atau panah ketika berperang. Dalam kitab Shahih Imam Bukhari, dari ANAS katanya: "Aku pernah melihat Rasulullah (Muhammad) menunggang kuda dengan sebilah pedang tergantung di sampingnya." (H.R. BUKHARI). 
(5) Dalam kitab agama Hindu yaitu KALKI-PURANA, terdapat nubuat:

"Wahai Tuhan, bersama dengan
empat orang sahabat, aku akan menghancurkan kebatilan." (KALKI-PURANA 2:5). 
Muhammad memiliki 4 orang sahabat yang terkenal sampai sekarang yang disebut "Khulafaur Rasyidin" yaitu: Abu Bakar ash-Shidiq, Umar bin Khatab, Utsman bin 'Affan, dan Ali bin Abu Thalib. Untuk membandingkan kata "kebatilan", lihat kembali butir 4 di atas dan periksa butir 6 di bawah ini. 
(6) Dalam kitab agama Hindu yaitu KALKI-PURANA dan BHAGABAT-PURANA, terdapat nubuat:

"
Kalki Avatar akan dilahirkan di kota SHAMBHAL, ibunya bernama SUMATI, bersama empat orang temannya akan mengalahkan kali (setan/kebatilan)....Dia akan dibantu oleh para malaikat di medan pertempuran." (KALKI-PURANA 2:4-7).

"
Ayahnya bernama VISHNU-YASH." (BHAGABAT-PURANA 12:2:18).

"Dia lahir pada
hari ke-12 yang cerah, pada pertengahan bulan Madhav." (KALKI-PURANA 2:15).

Kata "Shambhal" berarti: rumah perdamaian dan keamanan. Muhammad lahir di kota Mekah yang dikenal sebagai "Darul Aman" yang juga berarti: rumah perdamaian dan keamanan. Ibunya bernama "Sumati" yang berarti: lemah lembut dan cerdas. Ibu Muhammad bernama "Aminah" yang juga berarti: lemah lembut. Ayahnya bernama "Vishnu-Yash" yang berarti: hamba Tuhan (Vishnu = Tuhan). Ayah Muhammad bernama "Abdullah" yang berarti juga: hamba Allah/Tuhan. "Empat orang temannya" adalah Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali (lihat butir 5 di atas). Kalki Avatar dibantu oleh para malaikat di medan pertempuran. Ketika Perang Badar, Muhammad dibantu oleh para malaikat (Q.S. ALI IMRAN:123-125), juga dalam Perang Khandaq, Muhammad dibantu oleh para malaikat (Q.S. AL-AHZAAB:9). Kalki Avatar lahir pada hari ke-12 bulan Madhav. Muhammad juga lahir pada hari ke-12 tepatnya tanggal 12 Rabiul Awwal Tahun Gajah (Sebelum Hijriyah). Jadi, KALKI AVATAR tidak lain adalah MUhammad, sedangkan "Kalki Avatar" sendiri berarti: pembersih dosa yang datang ke dunia. 
(7) Dalam kitab agama Hindu terdapat Ramalan MAHABHARATA, antara lain:

"...Dia akan lahir di sebuah kota yang bernama
SHAMBHAL (Mekah)....Dia pergi berperang untuk mengalahkan lawan....Menghancurkan penjahat (berhala), kemudian melaksanakan ziarah terakhir (Haji Wada')....Rumah (Ka'bah) yang diisi oleh penjahat, dengan tuhan2 buatan tangan mereka (patung/berhala); Sekarang dibersihkan untuk tempat penyembahan kebenaran. Dengan ketundukannya, seorang raja (Muhammad) berdiri menghadap-Nya....Kemudian mereka mempersembahkan doa (sholat) dan korban (qurban). Dan berpegang pada enam prinsip utama..." (MAHABHARATA Bag. Hutan Bab 190).

Pada waktu itu (630 M) terdapat 360 buah berhala mengelilingi Ka'bah. Kemudian oleh Muhammad seluruh berhala tersebut dihancurkan dan Ka'bah dibersihkan (PROF. HITTI, History of the Arab, Bag. I Bab 8 Hal. 118). Muhammad memang menjadi pemimpin umat Islam. Ketika Muhammad melaksanakan HAJI WADA' (haji perpisahan), sekitar 100.000 umat muslim menghadirinya untuk melaksanakan ibadah haji bersama2 dengan Muhammad serta Sholat Ied bersama2 yang dilanjukan denga penyembelihan hewan qurban. Sedangkan "enam prinsip utama" adalah Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa, Haji, dan Jihad fi Sabilillah. 
(8) Dalam kitab agama Hindu yaitu BHAVISHWA-PURANA, terdapat nubuat:

"Kemudian seorang dengan julukan
'orang yang tak berilmu', MUHAMMAD namanya....Hai orang yang tak berdosa, ROH KEBENARAN, dan tuan yang semata2, kepadamulah persembahanku..."(BHAVISHWA-PURANA 3, KHAND 3, ADITYA 3, SHALOB 3,7,8).

Ayat di atas sudah sangat jelas karena
menunjuk langsung kepada Nabi Muhammad.



Wassalaam.


UMAT KRISTEN, PEMBANGKANG PERINTAH YESUS/TUHAN !!!

 

Konon, di dalam
Yohanes, Yesus berkata: 
14:15. "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. 
Konon pula, Yesus berkata menurut Matius:
5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.  
Setiap orang Kristen yang ditanya, "Apakah kamu mengikuti hukum dan firman-Nya?" Mereka akan menjawab, "Tidak!" Jika ditanya lagi, "Mengapa tidak?" Jika ia adalah seorang yang tidak taat pada Alkitab, maka ia akan menjawab, "Hukum tersebut sudah kuno dan dibuang. Kita hidup dalam zaman modern sekarang." 

Setiap kali diingatkan dengan apa yang dikatakan Tuhan Yesus-nya, mereka akan mendebat dengan kata-kata dari
Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, dan lain-lain. Jika ditanya, "Siapakah mereka?" Mereka akan menjawab, "Paulus, Paulus, Paulus." Tetapi jika ditanya, "Siapakah Tuhanmu?" Mereka serentak menjawab, "Yesus!" Namun demikian, mereka akan segera membantah bahwa Yesus sama dengan Paulus. 

Tak seorang pun umat Kristen yang memperdebatkan kenyataan bahwa pendiri sebenarnya dari agama Kristen adalah
Paulus Tarsus. Oleh karena itu, wajarlah apabila Michael H. Hart menempatkan Yesus pada urutan ke-3 setelah Musa dan Muhammad (Michael H. Hart [1978]: The 100: A ranking of the Most Influential Persons in History. New York, Hart Publishing Company, Inc.).

PERNYATAAN TUHAN VERSUS PERNYATAAN PAULUS
Pernyataan Tuhan:
Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku. (Kejadian 17:14)
Pernyataan Paulus:
Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah. (1Korintus 7:19)
(Menurut Tuhan, sunat itu hukumnya WAJIB dan merupakan hukum Allah yang teramat penting. Sebaliknya,  menurut Paulus, sunat itu tidak penting karena ia sama sekali bukan merupakan hukum Allah. Pernyataan Paulus inilah yang diikuti umat Kristen.)

PERNYATAAN TUHAN VERSUS PERILAKU UMAT KRISTEN

Pernyataan Tuhan:
Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya... (Keluaran 20:4-5)
Perilaku Umat Kristen:

Membuat patung Bunda Maria, patung Yesus, patung salib, dan patung tokoh-tokoh Kristen. Sebagian umat Kristen juga memuja-muja kepada patung Bunda Maria dan patung Yesus.

(Perilaku umat Kristen dengan membuat dan memuja patung-patung tersebut, bertolak-belakang dengan pernyataan Tuhan dalam Keluaran 20:4-5 dan Ulangan 5:8-9.)




Wassalaam.


Misi kerasulan Yesus


[
QS. 61:6. Dan (ingatlah) ketika Yesus anak Maria berkata: "Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."]

Tercatat ada
5 (lima) kasus dalam Alkitab yang berkaitan dengan misi kerasulan Yesus yang tampak dibatasi hanya untuk umat Israel. Perlu dijelaskan terlebih dahulu bahwa ketika membaca frasa "umat Israel", maka ia berkonotasi dengan "umat Yahudi", sementara ketika membaca frasa "umat Yahudi", maka ia belum tentu berkonotasi dengan "umat Israel", karena "agama Yahudi" bukan saja dianut oleh para keturunan Israel (Yakub), tetapi juga dianut oleh orang2 dari bangsa2 lain yang berafiliasi ke agama Yahudi. Namun demikian, Yesus mengemban misi kerasulannya sama sekali bukan untuk orang2 Yahudi, tetapi hanya kepada orang2 keturunan Yakub (Bani Israel). Simak baik2 kasus2 berikut ini:

      
1. Kasus 1: Perempuan Kanaan.   
MATIUS:    

15:21. Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.   
15:22 Maka datanglah seorang
perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."   
15:23 Tetapi
Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak."   
15:24 Jawab
Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
15:25 Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata:
"Tuhan, tolonglah aku."  
15:26 Tetapi Yesus menjawab:
"Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."*   15:27 Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."   
15:28 Maka
Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.     

Dalam kasus di atas,
Yesus membatasi misinya hanya kepada orang2 sesat dari umat Israel, yang dimetaforakan sebagai "domba2 yang hilang". Tetapi, mengingat desakan dari perempuan Kanaan tersebut, dan mengingat imannya begitu besar, maka Yesus pun menurutinya. Tindakan Yesus ini merupakan pengecualian atas misinya. Adapun kata "Kanaan" merupakan sebutan bagi kelompok etnis masyarakat yang menghuni Palestina sebelum, dan kemudian berdampingan dengan, bangsa Israel.

Perlu diketahui juga, bahwa kata
"anak-anak" dalam ayat di atas adalah metafora bagi umat Israel dimana Yesus mengemban misinya, yaitu para keturunan Israel dari Yehuda. Demikian juga dengan para keturunan Israel dari Benyamin, mereka juga dirujuk sebagai umat Israel. Sedangkan kata "anjing" dalam ayat di atas merupakan metafora bagi orang2 selain umat Yesus yang dalam konteks ini adalah "orang Kanaan". Orang2 Kanaan, bukanlah umat dimana Yesus mengemban misinya (perhatikan konteks ayat2nya).

2. Kasus 2: Perempuan Yunani.
MARKUS: 

7:24. Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. 
7:25 Malah
seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. 
7:26 Perempuan itu
seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. 
7:27 Lalu
Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."* *
7:28 Tetapi perempuan itu menjawab:
"Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak." 
7:29 Maka kata
Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu." 7:30 Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar. 

Kasus Markus di atas sebenarnya
sejenis dengan kasus Matius sebelumnya, namun orang yang meminta tolong dalam kasus ini adalah orang Yunani. Dalam kasus ini, orang Yunani tersebut memohon dengan sangat kepada Yesus, yang digambarkan dalam ayat di atas dengan "tersungkur di depan kaki Yesus".

Lagi2 Yesus menegaskan, bahwa dirinya hanyalah mengemban misi kepada
"anak-anak", bukan kepada "anjing". Sebagaimana dijelaskan dalam kasus Matius di atas, bahwa kata "anak-anak" adalah metafora bagi umat Israel dimana Yesus mengemban misinya, sedangkan kata "anjing" merupakan metafora bagi orang2 selain umat Yesus, yang dalam konteks ini adalah "orang Yunani". Jangankan orang Yunani, orang Kanaan pun Yesus tidak menyampaikan misinya. 

Namun demikian, oleh karena
desakan dan permohonan yang merengek2 dari orang Yunani tersebut, Yesus pun menuruti permohonannya. Sebagaimana kasus Matius di atas, kasus ini juga merupakan pengecualian atas misi yang diemban Yesus, oleh karena "kata-kata orang Yunani" tersebut telah meluluhkan hati Yesus.

3. Kasus 3: Perwira Romawi.
LUKAS:   

7:1. Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum.   
7:2 Di situ ada
seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati.   
7:3 Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus,
ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya.   
7:4 Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya:
"Ia layak Engkau tolong,  
7:5
sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami." 
7:6 Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu,
perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; 7:7 sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.   
7:8 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." 7:9 Setelah
Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" 
7:10 Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, didapatinyalah
hamba itu telah sehat kembali.   

Dalam kasus di atas,
Perwira Romawi tidak langsung meminta tolong kepada Yesus, tetapi meminta tolong kepada sesepuh2 Yahudi untuk menemui Yesus. Sesepuh2 Yahudi berhasil meyakinkan Yesus bahwa Perwira Romawi tersebut layak untuk mendapat pertolongan karena banyak berjasa bagi umat Israel. Akhirnya, Yesus pun menuruti keinginan sesepuh2 Yahudi tersebut. Sesampainya Yesus di dekat rumah Perwira Romawi, Yesus mendapati iman Perwira tersebut begitu besar, sehingga hambanya disembuhkan. Lagi2 ini adalah pengecualian atas misi kerasulan Yesus, karena dibujuk oleh sesepuh2 Yahudi.       
4. Kasus 4: Larangan Yesus.   
MATIUS:

10:5.
Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke negeri orang-orang non Yahudi**atau masuk ke dalam kota orang Samaria,   
10:6 melainkan
pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.  

Dalam ayat2 di atas, Yesus
melarang keduabelas muridnya untuk memasuki wilayah orang2 non Yahudi termasuk wilayah Samaria. Orang2 Samaria adalah keturunan campuran antara orang2 Asyur dan orang2 Israel, yang melaksanakan jenis agama Yahudi mereka sendiri, lengkap dengan versi Taurat mereka. Yesus hanya memerintahkan murid2nya kepada orang2 sesat dari umat Israel, yang dimataforakan sebagai "domba2 yang hilang". Lagi2 Yesus membatasi misi kerasulannya, bahkan untuk orang Samaria sekalipun! Lebih jauh, Yesus menyebut orang Samaria sebagai orang asing! Selengkapnya, lihat di bawah ini.     

5. Kasus 5: Orang Asing. 
LUKAS:  

17:11. Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea.  
17:12 Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah
sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh  
17:13 dan berteriak:
"Yesus, Guru, kasihanilah kami!"  
17:14 Lalu Ia memandang mereka dan berkata:
"Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.  
17:15 Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring,  
17:16 lalu
tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.
17:17 Lalu
Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? 
17:18 Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada
orang asing ini?"  
17:19 Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau." 

Perhatikan baik2 bagaimana Yesus kembali menyembuhkan seseorang yang bukan dari Israel lantaran
iman yang didapati Yesus terhadap orang tersebut demikian baik. Sekali lagi, ini merupakan pengecualian atas misi yang diemban Yesus. 

Dalam kasus di atas, dari sepuluh orang berpenyakit kusta yang telah disembuhkan Yesus, salah satunya adalah
seorang Samaria. Dan Yesus menyembuhkan orang tersebut oleh karena iman orang tersebut yang baik. Perlu dicatat, di sini Yesus secara tegas menyatakan berkenaan dengan orang Samaria yang telah disembuhkannya itu sebagai orang asing. Sementara sembilan orang Israel yang telah disembuhkan bersama2 orang Samaria tersebut, kabur menjauh dari Yesus. 

Semakin jelaslah sekarang, bahwa
Yesus hanya mengemban misi kerasulan yang sangat terbatas, yakni hanya kepada orang2 sesat Israel!  


Dari
kelima kasus di atas, terlihat jelas bahwa Yesus membatasi misinya hanya untuk umat Israel. Mengapa orang2 non Israel tidak memperhatikan misi yang diemban Yesus??? Sungguh sangat mengherankan!!! 

Keterangan:
* Selain terdapat dalam Matius 7:6; 15:26 dan Markus 7:27, metafora "anjing" juga terdapat dalam salah satu kitab apokrif Perjanjian Baru, yaitu "Injil" Thomas (Robinson JM, hal 136 - 1990), yang oleh para sarjana alkitabiah diidentifikasi berasal dari sumber Q.
**Frasa "orang-orang non Yahudi" dalam Matius 10:5, diganti dengan "bangsa lain" dalam versi Alkitab Indonesia.   




Wassalaam.

KITAB WAHYU YANG DIBERIKAN KEPADA MUHAMMAD



 

Analisis struktural atas
Al-Qur'an merupakan sebuah tugas yang agak mudah dan sederhana. Al-Qur'an hanya terdiri atas satu kitab wahyu. Semuanya diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dari Allah melalui malaikat Jibril. Namun demikian, terdapat perbedaan penting yang harus dipahami antara Al-Qur'an, wahyu Allah yang diberikan kepada Muhammad, dan Hadits, kisah-kisah yang dicatat mengenai perkataan, tindakan, dan perbuatan Muhammad.   Al-Qur'an

Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertamanya pada tahun 610 M. Setelah itu, wahyu-wahyu terus diturunkan secara berangsur-angsur hingga akhir hayatnya pada tahun 632 M. Dengan demikian, Al-Qur'an bisa dikatakan memiliki kelahiran duniawi selama tahun 610 hingga 632 M. Selama 22 tahun ini, para sahabat Nabi mendengarkan ujaran-ujaran beliau mengenai wahyu-wahyu tersebut, mengingatnya, dan menuliskannya di bebatuan, pelepah-pelepah kurma, dan di tempat lain yang bisa mereka gunakan untuk menulis. Para sahabat yang berhasil menghafal seluruh Al-Qur'an dikenal sebagai
hafidz.

Setelah Nabi Muhammad wafat pada tahun 632 M, Abu Bakar dipilih sebagai Khalifah Islam (
Khulafaur Rasyidin) pertama. Kira-kira satu tahun kemudian, yaitu sekitar tahun 633 M, Abu Bakar menunjuk Zayd ibn Tsabit untuk menulis salinan seluruh Al-Qur'an sebagaimana diwahyukan kepada Nabi Muhammad oleh Allah. Zayd ibn Tsabit, seorang hafidz dan salah seorang juru tulis utama Nabi, menghasilkan salinan lengkap Al-Qur'an baru sekitar satu tahun setelah Nabi wafat. Zayd menggenapi tugas ini dengan menggunakan hafalannya sendiri atas seluruh rangkaian wahyu, dibantu dengan para hafidz yang lain, serta bagian-bagian tertulis wahyu tersebut yang bisa diperoleh. 

Salinan tunggal Al-Qur'an yang terbukti keasliannya ini dipelihara dengan hati-hati oleh Abu Bakar hingga kematiannya pada tahun 634 M. Tidak lama setelah itu, kepemimpinan diserahkan kepada Umar ibn al-Khattab, Khalifah Islam ke-2. Umar memercayakan salinan Al-Qur'an ini kepada putrinya, Hafsah, salah seorang janda Nabi Muhammad. Setelah kematian Umar pada tahun 644 M, Khalifah Islam ke-3, Utsman ibn Affan, memerintahkan Zayd ibn Tsabit untuk menggunakan salinan Al-Qur'an yang telah dipercayakan kepada Hafsah itu untuk kemudian membuat ulasan akhir mengenai Al-Qur'an. Ulasan akhir ini terutama berupa standardisasi perbedaan-perbedaan kecil dalam hal dialek di antara pelbagai macam kaum muslim yang menggunakan bahasa Arab pada saat itu. 

Dalam Al-Qur'an terdapat pembagian menjadi surah (bab-bab) dan ayat (tanda-tanda atau bait-bait). Lebih lanjut, dengan tingkat akurasi tertentu, kita bisa memisahkan Al-Qur'an menjadi wahyu awal dan wahyu kemudian, menjadi wahyu yang diterima di Mekah dan wahyu yang diterima di Madinah, dan dalam lingkup kandungannya menjadi sejarah sakral (
the sacred history), aturan-aturan, dan hukum-hukum komunitas, dan perintah berdasarkan keimanan yang benar dan ibadah kepada Allah. Namun demikian, Al-Qur'an tetap merupakan kitab wahyu tunggal dan utuh: sebuah catatan kata-per-kata yang merekam pengucapan-kembali Muhammad atas wahyu-wahyu yang diterimanya. 

Oleh karena itu, sudah jelas bahwa Al-Qur'an merupakan sebuah dokumen tunggal yang merepresentasikan sumber tunggal dan hanya bergantung pada wahyu-wahyu yang diterima oleh Muhammad. Tidak ada kompilasi yang tambal-sulam dan pelapisan dari pelbagai bahan dari zaman-zaman yang berbeda, juga tidak ada penulisan-ulang editorial atau revisi-revisi reduksionistik atas Al-Qur'an. Berkaitan dengan hal ini, sumber Al-Qur'an yang ditelusuri kembali hingga pada Nabi Muhammad, secara historik tidak bisa dibantah. Baik ungkapan-ungkapan Muhammad mengenai wahyu yang diterima--baik dilihat atau tidak oleh para pembaca kontemporer sebagai wahyu-wahyu ilahi melalui malaikat Jibril--ia tetap merupakan sebuah ketetapan religius. Namun demikian, ketetapan historis yang ketat itu sudah sangat jelas. Sumber Al-Qur'an seluruhnya mengacu pada wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad.

Berkebalikan dengan kitab-kitab wahyu sebelumnya, kemurnian Al-Qur'an dijamin oleh Allah sendiri. Wahyu Allah kepada Nabi Muhammad dalam rentang waktu sekitar 22 tahun dipelihara tanpa cela dalam Al-Qur'an. Dengan demikian, Al-Qur'an tetap merupakan catatan yang sebenarnya dan tidak dipalsukan dari firman-firman Allah. Sebagaimana dicatat dalam Al-Qur'an, janji Allah sendiri kepada Nabi Muhammad mengilustrasikan bahwa integritas Al-Qur'an tetap akan tak-terbantahkan sepanjang masa.
 
QS.18:27. Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu (Muhammad), yaitu kitab Tuhanmu (Al-Qur'an). Tidak ada (seorangpun) yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain Dia.

QS.85:21-22. Bahkan yang didustakan mereka (orang-orang kafir) itu ialah Al-Qur'an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfudz.
Perlu ditekankan kembali, bahwa Al-Qur'an merupakan catatan sebenarnya dan akurat dari Nabi Muhammad yang secara harfiah mengutip wahyu yang diturunkan Allah kepadanya. Oleh karenanya, Al-Qur'an tidak mengandung kata-kata Muhammad, melainkan firman-firman Allah. Bahkan Al-Qur'an tidak terdiri dari kata-kata Muhammad sebagaimana diwahyukan oleh Allah. Demikian juga, Al-Qur'an bukanlah interpretasi Muhammad atas firman-firman atau pesan Allah, Al-Qur'an benar-benar merupakan firman Allah.

Hadits dan Sunah
Pembedaan tegas harus dilakukan antara ucapan-ucapan Muhammad (baik soal keagamaan maupun non-keagamaan) dan pengucapan-ulangnya atas wahyu-wahyu yang beliau terima. Yang pertama adalah Hadist, yang kemudian adalah Al-Qur'an. Dalam Islam, hanya Al-Qur'anlah yang memiliki status kitab suci. Namun demikian, sebagai sumber pengetahuan dan ajaran keagamaan, kaum muslim menempatkan Hadits sebagai otoritas kedua setelah Al-Qur'an. Jika Al-Qur'an merupakan buku teks utama kaum muslim bagi pengujian akhir kehidupan, di sisi lain, Hadits merepresentasikan pembacaan praktis dan pelengkap yang mungkin dapat membantu membedakan antara keberhasilan dan kegagalan menjalani ujian yang sangat penting itu. 

Masing-masing Hadits terdiri atas dua bagian:
Isnad dan matn (matan atau narasi). IIsnad terdiri dari daftar lengkap para perawi Hadits, dan merupakan pengesahan terhadap sumber Hadits. Sebagai contoh hipotetis, sebuah Isnad mungkin menyatakan bahwa catatan tertulis suatu Hadits menerima narasi itu dari X, yang menerimanya dari Y, yang menerimanya dari Z, bahwa Nabi Muhammad bersabda ... Tidak ada Hadits yang dipandang otoritatif tanpa memiliki Isnad yang lengkap dan utuh. Lebih jauh, masing-masing Isnad diuji secara seksama dengan maksud untuk meyakinkan: bahwa X benar-benar bertemu Y; bahwa Y benar-benar bertemu Z; bahwa Z benar-benar bertemu Nabi Muhammad; bahwa X, Y, dan Z memiliki keunggulan dalam menghafal; dan bahwa X, Y, dan Z adalah individu-individu dengan karakter moral yang luhur dan reputasi keagamaan yang baik. Hanya jika Isnad melalui ujian yang seksama seperti ini, maka Hadits tersebut bisa diterima sebagai otoritatif. 

Bagian kedua Hadits terdiri dari matn atau muatan narasi mengenai apa yang konon disabdakan dan dilakukan oleh Nabi Muhammad. Muatan naratif ini juga diuji secara seksama untuk dipastikan selaras dengan Al-Qur'an dan dengan Hadits-Hadits lain yang sudah diverifikasi. Sekalipun sebuah Hadits telah teruji
isnad-nya, ia tetap belum bisa diterima sebagai otoritatif kecuali ujian naratif ini juga dijelaskan secara memuaskan.  Ikhtisar
Islam membuat pembedaan tegas antara kitab sucinya, Al-Qur'an, dan kitab-kitab pelengkap ajaran keagamaannya, Hadits. Al-Qur'an adalah primer, Hadits adalah sekunder, tetapi keduanya bersifat otoritatif secara religius. 

Berkaitan dengan komposisi struktural, Al-Qur'an merupakan dokumen tunggal dan utuh. Ia diwahyukan selama rentang waktu sekitar 22 tahun, antara tahun 610 dan 632 M. Seperti dinyatakan sebelumnya, tidak ada komposisi tambal-sulam, tidak ada pelapisan, dan tidak ada redaksi editorial. Ia memiliki sumber tunggal, lengkap, utuh, dan tidak-ambigu yang mengacu kepada Nabi Muhammad. Lebih jauh, ia dikompilasikan menjadi dokumen tunggal dan tertulis dalam waktu satu tahun setelah wafatnya orang yang pada awalnya menerima wahyu-wahyu tersebut, yaitu Nabi Muhammad. Tidak ada versi-versi Al-Qur'an yang beragam, yang dihasilkan dalam selang waktu antara wahyu dan kompilasi "akhir" tetap sama. Ulasan Utsman atas Al-Qur'an hanya melakukan standardisasi atas perbedaan-perbedaan dialektis, dan rantai penyampaian Al-Qur'an mengungkapkan-kembali fakta bahwa kompilasi pertama Al-Qur'an juga merupakan kompilasi terakhirnya. Selang waktu yang singkat antara wahyu dan kompilasi pertama Al-Qur'an, dan pemeliharaan yang dilakukan oleh Zayd dan para
Hafidz lain yang terlibat dalam pemunculan teks tertulis yang lengkap, sangat menjelaskan bahwa terdapat bukti yang lengkap dan utuh antara wahyu asli dan kompilasi awal Al-Qur'an. Lebih jauh, karena kompilasi pertama Al-Qur'an juga merupakan kompilasi terakhirnya, maka sumber kitab suci ini benar-benar lengkap dan utuh tanpa bisa dibantah.  


Dikutip dari buku: "Salib di Bulan Sabit", karya: DR. Jerald F. Dirks, 2003.


Wassalaam.